Kamis, 26 Desember 2019

TIDAK ADA TEMPAT DAFTAR JADI KETURUNAN RAJA


By: Tb. MA. Rahmatullah, SH (Ketua Umum LBH Kesultanan Banten Indonesia)

Garis keturunan itu genetik, berdasarkan darah para Raja dan Sultan mengalir dalam aliran darahnya bukan sematan gelar Tubagus, Raden, Raden Mas, dan lain - lain kemudian resmi menjadi keturunan Sultan. Trah adalah perjalanan takdir Illahi, dan seseorang tidak bisa menetapkan berasal dari keturunan siapa dia berasal, keturunan para raja dan sultan yang tersisa hari ini, itu adalah takdir Allah yang tidak bisa diganggu gugat, oleh karena itu saya risih bahkan miris kalau ada seseorang secara genetik tidak membawa DNA para raja dan sultan tetapi mengklaim dan mengaku - aku sebagai bagian dari keturunan Sultan.
Dari proses mengaku - aku akhirnya timbul pertanyaan? Engkau keturunan para Raja dan Sultan apa? dan dari jalur mana?, Dari proses mengaku - aku akhirnya mulailah seni kreasi di ciptakan, tahap kebohongan pertama di mulai, mulai mengaku - aku "saya keturunan dari ini kesini dan kesini" tapi, banyak kejanggalan dari silsilah. Apabila ditegur urutan nasabnya rusak atau indikasi palsunya jelas kelihatan. Maka, bukan introspeksi diri malah marahnya luar biasa, mulailah tahap kebohongan kedua untuk menutupi kebohongan pertama.
Dia cari lembaga - lembaga yang bisa mentashihkan Nasab, kalau pentashih Nasab orang berilmu pasti ketemu segala macam kejanggalan Nasab seseorang apabila nasab tersebut hasil rekayasa atau cocokologi. Setelah diperiksa ahli nasab dan nasab abal - abal, menutupi kebohongan dengan mencoba cara kebohongan ketiga, membuat perkumpulan atau masuk perkumpulan keturunan para raja dan sultan yang tidak melakukan cek dan keabsahan nasab, nah kalau sudah masuk kesitu, biasanya orang yang dari kecil, dari ayah sampai kakeknya tidak punya gelar keturunan apapun, mulai memasuki kebohongan keempat, dia sematkan gelar Raden, Tubagus, bahkan kalau perlu pangeran, biar diaku jadi turunan raja dan sultan, karena sudah merasa dikukuhkan sebagai keturunan Sultan.
Mulai tahap berikutnya kebohongan lebih besar lagi, memperkenalkan kepada khalayak ramai bahwa ia keturunan raja atau sultan, setelah popularitas itu hancur dengan sendirinya karena disalah gunakan untuk menipu, untuk sekedar jualan obat atau sekedar jadi penyareat, atau praktisi pengobatan alternatif, atau perdukunan, atau sekedar meraih jabatan, yang pada akhirny hancur karena prilakunya, dampak selanjutnya lebih miris, masyarakat yang tidak tau apa - ap langsung pada justifikasinya, keturunan raja dan sultan kok gitu?, Padahal pada asalnya memang seorang pembohong yang pingin jadi keturunan raja atau sultan lewat pendaftaran. Part 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar